Perjudian telah menjadi bagian dari kehidupan manusia selama berabad-abad, dan setiap agama memiliki pandangannya sendiri tentang aktivitas ini. Beberapa agama sangat melarang judi, sementara yang lain mungkin memiliki pandangan yang lebih lunak tergantung pada konteks dan praktik perjudian itu sendiri.
Di era modern, dengan meningkatnya popularitas situs taruhan bola, pertanyaan tentang pandangan agama terhadap perjudian menjadi semakin relevan. Artikel ini akan mengeksplorasi pandangan dari berbagai agama besar dunia mengenai perjudian dan apakah semua agama benar-benar melarangnya.
Pandangan Islam Terhadap Judi
Islam juga sangat negatif terhadap judi atau maisir dalam semua bentuknya. Perjudian adalah salah satu kegiatan yang merusak, baik dalam artian material maupun moral, oleh karena itu, dijauhkan dalam kehidupan seseorang sejak awal.
Umat Islam dilarang tidak saja bermain taruhan, termasuk menggunakan internet untuk bermain bola, tetapi juga tidak dapat menyediakan pengajaran untuk permainan tersebut. Judi juga menghancurkan nilai kerja keras, karena hasil dari permainan ini tidak diberikan pada pekerja aktif dan jujur. Dengan kata lain, pekerjaan untuk yang jujur menjadi sia-sia, dan kekayaan diserahkan pada angin keberuntungan.
Pandangan Kristen Terhadap Judi
Kristen, terutama dalam aliran-aliran tradisional, memperlakukan perjudian sebagai haram dengan beberapa pengecualian. Namun, tidak ada catatan langsung tentang bahaya dari perjudian sehingga pemain dan penemu aturan dapat memutuskan secara mandiri apakah harus mencegah taruhan atau tidak. Terlebih lagi, dalam pandangan Kristen, semua aktivitas manusia, bahkan tidak berdosa, dapat menjadi dosa jika menyebabkan kerugian finansial besar atau menyebabkan ketidakadilan.
“Namun, beberapa gereja Kristen memperhitungkan pendapatan perjudian yang dilakukan sesuai saranate.”
Sebagai contoh, gereja Katolik mengizinkan perjudian lotere atau permainan kartu untuk uang dalam jumlah kecil jika uang itu sendiri tidak berasal dari sumber-sumber yang mencolok bagi kesejahteraan keluarga atau masyarakat.
Pandangan Hindu Terhadap Judi
Pandangan tentang perjudian di agama Hindu juga cukup beragam. Sementara teks-teks suci menyebut bahwa perjudian berlangsung sejak beratus-ratus tahun lalu, satu-satunya referensi yang saya temukan adalah sebuah cerita di Mahabharata tentang raja yang harus melepaskan kerajaannya dengan judi. Jadi, agama Hindu mencatat bahwa perjudian adalah aktivitas berisiko, namun tidak melarangnya secara tegas.
Tentu saja, seperti dalam kebanyakan agama lain, perjudian dapat dihindari oleh orang Hindu jika dilakukan secara berlebihan. Prinsip dharma atau kewajiban moral berarti bahwa seseorang harus menjalani kehidupan seimbang dan bertanggung jawab. Jika perjudian berkontribusi terhadap ketiadaan rasa seimbang ini, itu harus dihindari.
Pandangan Buddha Terhadap Judi
Agama Buddha menekankan ekspose pada pentingnya jalan tengah, atawa keseimbangan antara kehiduapan spiritual dan bahan. Judi di dalam ajaran Buddha tidak terlarang pada wujud yang jelas; tersebut lebih spesipik merupakan tindakan yang mengira bagi perkembangan spiritual seseorang. Sīla, alias moralitas di dalam ajaran Buddha, menyuruh bahwa satu bukan harus melakukan sesuatu yang dapat menelanggar atau merugikan dirinya sendiri dan orang berdasarkan” Sila ” yang kotor.
Berdasarkan konteks ini, judi dianggap sebagai tindakan yang mendatangkan kerugian finansial dan kesulitan jiwa. Oleh karena itu, namun tidak ada tafsir absolut permainan judi, ajaran Buddha menganjurkannya pengikutnya untuk menjauhininya, dan jika pengikutnya harus bermain judi, itu berarti mereka tidak akan mencapai tingkat kesejahteraannya.
Tabel Pandangan Agama Terhadap Judi
Alasan Mengapa Beberapa Agama Melarang Judi
Merusak Moralitas: Karena judi telah diidentikan sebagai kegiatan yang merusak moralitas dan terjebak dalam keserakahan, banyak agama yang melarangnya. Jika berbicara dari sudut pandang etika, sulit untuk mengutuk judi sama seperti perbuatan amoral lainnya, tetapi upaya orang atau kelompok untuk mengubah uang menjadi “sesuatu yang lebih” merupakan muslihat, yaitu mencoba untuk menjalankan hukum keberuntungan melalui kebohongan. Sebagai etika, memerangi ketamakan dan menghargai rasa malu yang tidak membiarkan orang yang kehilangan kontrol atas perilakunya adalah jalan pintas yang bekerja dengan baik.
Mengakibatkan Kerugian Finansial: Jika individu tergoda untuk menghabiskan uang banyak, judi adalah cara yang baik bagi klien saya untuk mengendalikannya dengan bahaya apa yang akan berlaku seandainya ia kehilangan berapa pun yang diapanjat.
Menyebabkan Kecanduan: Judi dapat menjadi aktivitas yang adiktif, yang pada akhirnya menghalangi individu dari menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.
Melanggar Prinsip Keadilan: Beberapa agama menekankan bahwa judi bertentangan dengan prinsip keadilan karena hasilnya sering kali ditentukan oleh keberuntungan daripada usaha yang jujur.
FAQ: Apakah Semua Agama Melarang Judi?
Apakah Islam melarang semua jenis perjudian?
Ya, Islam melarang semua bentuk perjudian karena dianggap sebagai dosa yang merusak moral dan sosial.
Apakah ada agama yang memperbolehkan judi?
Beberapa agama seperti Kristen dan Hindu tidak melarang judi secara absolut, tetapi menyarankan pengikutnya untuk bertanggung jawab dan bijaksana dalam berjudi.
Mengapa judi dianggap adiktif oleh beberapa agama?
Judi dianggap adiktif karena dapat membuat seseorang terjebak dalam lingkaran keserakahan dan kerugian finansial, yang pada akhirnya merusak kehidupan pribadi dan sosial.
Bagaimana pandangan Buddha terhadap judi?
Buddha mengajarkan agar pengikutnya menghindari judi karena dapat menghalangi perkembangan spiritual dan menyebabkan kerugian mental serta finansial.
Apakah Kristen melarang perjudian?
Kristen memiliki pandangan beragam tentang perjudian; beberapa aliran memperbolehkan lotere kecil sementara yang lain melarang jika itu menyebabkan kerugian besar.
-
NEWSLETTER
Subscribe for our daily news